oleh Rizki Zakaria
Marxisme dipandang sebagai suatu aliran baru dalam
sains. Mengapa demikian, karena filsuf berjenggot ini memberikan sebuah teori
yang membuat gebrakan baru dalam dunia keilmuan. Karl Marx berusaha mengangkat
derajat kaum proletar. Dia memberikan api semangat dalam sebuah teori Marxisme
miliknya. Teori ini sulit dipahami oleh kaum terpelajar tetapi sangat mudah
bagi kaum tertindas. Menurut Sismond dan Thompson, karena teorinya sangat mudah
dipahami kaum tertindas atau proletarian maka paham ini begitu mudah merasuk
dimana-mana. Ketertindasan yang terjadi di berbagai tempat sangat memudahkan
paham Marxis terbang dan lepas landas di suatu tempat. Paham ini menanam benih
di pinggir sungai-sungai China hingga masuklah benih itu ke sebuah Negara
kepulauan, yakni Indonesia.
Saat itu Sukarno sebagai agen pembawa paham ini
begitu tertarik dengan sebuah paham ang sangat pro terhadap kaum tertindas.
Sukarno akhirnya mengambil paham tersebut. Tidak seperti bayi yang diberi
makan, Sukarno tidak begitu saja menelan bulat-bulat paham tersebut. Ibarat
seorang guru yang memeberikan rumus kepada sang murid. Mengapa Sukarno sangat
tertarik dengan ilmu ini? Marxisme yang melahirkan sebuah paham sosialis sangat
memberikan ruang yang besar bagi kaum tertindas. Paham ini berusaha
menghancurkan kaum borjuis yang memang berada pada wilayah eksklusif dalam
sistem kapitalisme. Sosialis menjadi alternatif pilihan yang diambil Sukarno
untuk memberikan kebebasan dan persatuan bagi masyarakat Indonesia dengan
seutuhnya.
Sukarno menerima sebuah metode dari paham Marxisme
yang kemudian diterapkan di Indonesia. Sebagian penafsir mengatakan bahwa paham
Marxisme yang telah dimodifikasi Sukarno bernama Marhaenisme. Bisa dibilang
Marhaenisme ini adalah Marxismenya Indonesia. Nama marhaenisme lahir karena
Sukarno merasa iba melihat kehidupan seorang petani bernama Pak Marhaen yang sedang
bekerja. Melihat dari kaum proletar Indonesia yang masih memiliki sistem
feodalistik yang tinggi sehingga butuh sebuah modifikasi dalam pemersatuan
melalui ajaran marhaenisme ini. Maka dari itu dengan diberikannya ajaran ini,
Sukarno berharap kaum kelas rendah dapat menjalankan kehidupannya tanpa sebuah
penindasan.
Ajaran marhaenisme ini menjadi sebuah langkah awal
Sukarno dalam membentuk sebuah persatuan. Persatuan ke-Indonesia-an ini
akhirnya dibentuk dengan usaha yakni membuat sebuah partai yang menopang ajaran
persatuan ini. Dari sinilah langkah awal Sukarno untuk membendung sebuah massa
yang dibersatukan melalui sebuah partai. Selain itu, Sukarno mengakkan sebuah
sistem demokrasi terpimpin yang merupakan bentuk proses revolusi yang dilakukan
Sukarno untuk Indonesia. Sistem demokrasi terpimpin inilah yang merupakan
langkah Sukarno untuk menyatukan pemahaman dalam nilai-nilai karakter
ke-Indonesiaan dalam masa transisi Indonesia untuk merebut hegemoni ekonomi
yang saat itu begitu banyak. Jadi disini bisa dibilang kemerdekaan Indonesia
adalah sebagai jembatan Sukarno untuk merebut tahta hegemoni tersebut. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar